Kamis, 25 Desember 2014

Cerita Ungku Saliah Foto yang Terpajang di Rumah Makan Padang

Syech Kiramatulla Ungku Saliah
Kenapa sering kali kita melihat foto kakek-kakek yang sudah tua ini terpajang di rumah makan padang? Hampir semua rumah makan padang memajang foto tersebut apalagi rumah makan yang berasal dari kabupaten Padang Pariaman. Kadang sedang makan pun jadi tanda tanya tersendiri bagi yang melihat foto tersebut.

Kakek yang fotonya sering terpajang di beberapa rumah makan padang atau kedai yang pemiliknya berasal dari Pariaman itu seringnya tidak memiliki hubungannya dengan si pemilik rumah. Mereka bukan keturunan dari kakek tersebut, mereka hanya pengagum atau orang-orang yang mengikuti ajaran yang dianut kakek tersebut. Orang-orang percaya, bahwa memajang foto kakek itu akan membawa keberuntungan, rizki dalam usaha mereka. Sebab, kakek tersebut dikenal keramat oleh mereka.

Nama si kakek itu adalah Syech Kiramatulla Ungku Saliah, namun lebih dikenal dengan sebutan Angku Saliah atau Ungku Saliah. Ungku dalam bahasa indonesia berarti kakek atau orang tua laki-laki dari ayah kita. Ungku Saliah merupakan ulama yang berasal dari Kabupaten Padang Pariaman khususnya Kecamatan VII Koto Sei Sarik.

Ungku Saliah lahir sekitaran tahun 1887 dan merupakan penganut Mazhab Syafi'i. Nama Saliah sendiri merupakan sebuah gelar yang beliau dapati saat mempelajari ilmu tarekat dari gurunya karena beliau merupakan anak yang rajin belajar dan beribadah. Beliau memiliki murid dan pengikut yang sangat banyak. Semasa hidupnya, dari cerita orang-orang tua dulu dan pengikutnya, Ungku memiliki keistimewaan khusus layaknya wali Allah. Bila ada yang minta obat kepada Ungku Saliah terkadang beliau hanya mengambil sembarangan apa yang tampak di depan matanya. Seperti misalnya daun, rumput, batu atau yang lainnya. Ajaibnya benda-benda yang diambilnya mujarab jadi alat penyembuh.

Cerita lain yang beredar adalah soal kehebatan Angku dalam memecah raga. Ungku disebut-sebut bisa menghadiri acara beberapa tempat yang berbeda di waktu yang bersamaan. Dan cerita yang paling dikenang oleh orang-orang tua adalah beliau pernah melempar batu kerikil saat air bah datang di sebuah kampung, air bah tersebut berbelok arah dan tidak jadi mengenai kampung.

Ungku Saliah wafat 3 Agustus 1974 di Sungai Sariak, Pariaman. Makamnya dibuat gobah yang sampai sekarang tetap dikunjungi oleh para penziarah.
Para pengagum dan orang-orang yang mengetahui cerita serta seluk beluk beliau pun ikut mengkramatkan foto beliau.

Dari cerita ke cerita kabarnya dulu Ungku tersebut sakti dan bisa menghilang. Ali yusra merupakan salah satu pemilik rumah makan padang di Kota Pekanbaru yang berasal dari Pariaman tersebut pengagum dan penganut ajaran dari Ungku Saliah. Alasannya memajang foto Ungku saliah adalah identitas sebagai perantau orang Pariaman dan pengangum dari Ungku itu sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar